MY MUSIC

Senin, 06 Juni 2016

POPULASI DAN SAMPEL

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DAN PKTI
POPULASI DAN SAMPEL

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Ahmad Adaby A.R
Sri wahyuni
Mila kustianti
Qudsiyah
Saddam husein
Farisul haq

                          UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS ILMU-ILMU KEISLAMAN
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT . Dia–lah yang telah menganugerahkan Al-Qur’an sebagai yang hudan li al-nas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi segenap alam). Dia-lah yang Maha Mengetahui. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada reformer kita yakni Nabi Muhammad SAW. Utusan dan manusia pilihan-Nya. Dia-lah penyampai, pengamal dan penafsir Al-Qur’an. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah metodolodi penelitian dan PKTI yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim kelompok ini yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok metodolodi penelitian dan PKTI. Makalah ini juga dianjurkan kepada semua mahasiswa untuk di baca sebagai penambah wawasan dan pengetahuan, sehingga pengetahuan akan ekonomi mikro islam bertambah luas.
Selaku penulis kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik yang dapat membangun.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya.
Tiada kata yang patut kami ucapkan selain permintaan maaf, apabila ada kesalahan kata maupun penulisan dalam makalah ini.




                                                                                                             Bangkalan,12-10-2015




                                                                                                                     penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka juga di sebut sensus.
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Sampel probabilitas ialah suatu sampling dimana pemilihan objek atau elemen dari populasi yang akan dimasukkan didalam sampel didasarkan atas nilai probability.
Penggunaan probability sampling ini penting sekali apabila kita akan membuat analisis statistic yang mendalam, misalnya ingin membuat perkiraan interval (interval estimate) atau pengajuan hipotesis(testing hipothesis) atas hasil pennelitian tersebut. Kalau soalnya hanya ingin membuat perkiraan tunggal (point estimate) misalnya rata-rata, persentase, maka cukup dengan non-probability sampling
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian populasi dan sampel?
2.      Apa yang dimaksud dengan sampel probabilitas dan non probabilitas ?
3.      Bagaimanakah criteria sampel yang baik itu ?
4.      Bagaimana pertimbangan ukuran sampel ?
5.      Bagaimakah ukuran sampel itu?
6.      Bagaimana tahap pemilihan sampel?
7.      Bagaimana metode pemilihan sampel?


C.     Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami pengertian populasi dan sampel
2.      Mengetahui dan memahami sampel probabilitas dan non probabilitas
3.      Mengetahui dan memahami criteria sampel yang baik
4.      Mengetahui dan memahami pertimbangan ukuran sampel
5.      Mengetahui dan memahami ukuran sampel
6.      Mengetahui dan memahami tahap pemilihan sampel
7.      Mengetahui dan memahami metode pemilihan sampel

















BAB II
PEMBAHASAN
1.      populasi
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka juga di sebut sensus.
Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Misalnya ingin mengetahui kualitas semua televise produksi PT nasional. Setelah diadakan penelitian kepada semua produk televise maka disimpulkan bahwa semua televise  buatan PT Nasional bagus atau tidak bagus. Tetapi apakah kita dapat meneliti semua televise produk PT Nasional ? tentu saja tidak, karena setelah penelitian selesai PT Nasional masih memproduksi televise. Jadi yang diteliti berarti tidak semua.
Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.
Produksi televise PT Nasional tergolong populasi tidak terhingga. Jika peneliti memang ingin mengadakan penelitian populasi maka harus mengadakan pembatasan dulu, misalnya produksi televise PT Nasional tahun 1980. Dalam hal ini peneliti harus memeriksa kualitas televise yang diproduksi PT Nasional selama satu thaun, lalu disimpulkan sebagai bagaimanakah kualitasnya produksi tahun tersebut.
2.      Sampel
 Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. [1]

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Apabila contoh penelitian  terhadap televise produksi PT nasional tahun 1980 tersebut di pandang sebagai sampel, maka peneliti tidak hanya menyimpulkan:
“ produksi televise PT nasional tahun 1980 baik,” tetapi disimpulkan: “produksi televise PT Nasional, baik”. Dalam hal ini yang dikatakan baik bukan hanya produksi tahun 1980, tetapi semuanya, walaupun yang diselidiki hanya produksi satu tahun. Dapatkah peneliti melakukan hal yang demikian? Untuk memperoleh jawabannya, silakan ikuti uraian berikut.
Bilamanakah kita boleh mengadakan penelitian sampel? Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi( hasilnya tidak boleh digeneralisasikan). Misalnya kita akan melihat apakah air teh digelas sudah manis?
Airteh seluruh gelas merupakan populasi. Kita ambil sampelnya dengan mengambil satu ujung sendok dan kita cicipi. Jika kita rasakan manis, maka kesimpulan tersebut digeneralisasikan untuk air teh seluruh gelas. Kesimpulan bagi sampel, berlaku untuk populasi.
Dengan contoh lain misalnya, kita ingin mengetahui apakah siswa SMA V pandai-pandai. Kita panggil seorang siswa putra yang kebetulan dapat kita jumpai. Setelah dites mengenai berbagai pelajaran, ternyata hasilnya sangat memuaskan. Apakah dengan hasil tersebut kita boleh menggeneralisasikan bagi seluruh siswa SMA V? tentu saja tidak!
Dalam contoh tersebut misalnya saja siswa yang kebetulan berhasil kita hubungi tersebut adalah juara sekolah, maka tentu saja dia tidak mencerminkan keadaan populasi. Nah, lalu untuk apakah mengetahui keadaan populasi ini, peneliti harus melakukan penelitian populasi? Juga tidak! Kita boleh mengadakan penelitian sampel.[2]
Apa sebab kita melakukan penelitian sampel? Apakah penelitian populasi selalu lebih baik hasilnya dibandingkan dengan penelitian sampel? Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel yaitu:
a)      Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang.
b)      Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
c)      Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien( dalam arti uang, waktu dan tenaga)
d)     Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti deskruktif(merusak). Bayangkan kalau kita harus meneliti keampuhan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya granat. Maka sambil meneliti, kita juga menghabiskannya.
e)      Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul adat menjadi lelah, sehingga pencatatannya bisa menjadi tidak teliti.[3]
f)       Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi. Misalnya kalau kita ingin mengetahui pendapat pemuda usia 15 tahun tentang PMDK. Oleh karena wilayah Indonesia yang begitu luas tidak mungkin dengantepat diketahui pendapat mereka pada usia tepat 15 tahun.
3.      Sampel probabilitas dan non probabilitas
a.       Sampel probabilitas ialah suatu sampling dimana pemilihan objek atau elemen dari populasi yang akan dimasukkan didalam sampel didasarkan atas nilai probability. Penggunaan probability sampling ini penting sekali apabila kita akan membuat analisis statistic yang mendalam, misalnya ingin membuat perkiraan interval (interval estimate) atau pengajuan hipotesis(testing hipothesis) atas hasil pennelitian tersebut. Kalau soalnya hanya ingin membuat perkiraan tunggal (point estimate) misalnya rata-rata, persentase, maka cukup dengan non-probability sampling.[4]
Beberapa contoh probability sampling             
1)      Simple random sampling( sampel acak sederhana)
Pemilihan sampel acak sederhana adalah proses pemilihan sampel dalam cara tertentu yang didalamnya semua elemen dalam populasi yang didefinisikan mempunyai kesempatan yang sama,bebas, dan seimbang dipilih menjadi sampel. Ini berarti sampel acak sederhana adalah sejumlah elemen sampel yang secara random dipilih dari elemen-elemen populasi yang didaftar.
PSAS merupakan cara terbaik memperoleh sampel yang representative karena probablilitas dalam teknik ini sangat tinggi dibandingkan dengan yang lain.
Rancangan PSAS efektif digunakan jika populasi relative bersifat homogen, tersedia kerangka sampling atau kerangka populasi,
populasi tidak tidak tersebar dan biasanya secara geografis, populasi relative tidak besar, sifat generalisasi dari temuan untuk populasi adalah tujuan dari penelitian, atau tidak ada lagi teknik sampling lain yang dianggap efektif.
2)      Pemilihan sampel sistematis
Pemilihan sampel sistematis merupakan teknik pemilihan sampel dari populasi ynag dilakukan secara acak hanya untuk sampel yang pertama dari sejumlah sampel, sedangkan untuk unsure-unsur sampel berikutnya dipilih secara sistematis. Artinya, sari kerangka penarikan sampel dapat dipilih sampel pada interval pasti dari daftar. Maksudnya, pemilihan dilakukan dengan mengikuti[5] suatu pola tertentu atau secara sistemik yang dengan menambahkan nomor urut sampel yang pertama yang dipilih secara acak dengan satu bilangan penambah yang dinamakan selang pemilihan sampel(sampling interval) yang disimbolkan unsure yang ke “K”.
bilangan K dapat dihitung dengan membagi jumlah populasi (N) dengan jumlah sampel yang diinginkan (n) atau K=N:n. jadi, PSS menggunakan  sampling interval. Oleh sebab itu, PSS didefinisikan juga sebagai pemilihan sampel  yang didalamnya individu dipilih dari satu daftar dengan mengambil tiap nama yang ke K. PSS efektif digunakan sebagai pemilihan sampel jika populasi relative besar, daftar dari elemen secara baik sekali tersedia, populasi memiliki pola beraturan , dan populasi bersifat homogeny. Semmentara itu, ada yang berpendapat bahwa PSS adalh tidak acak karena ynag diambil secara acak hanyalah unsure yang pertama, sedangkan  unsure-unsur berikutnya ditentukan secar sistematis dengan batas interval yang sudah ditentukan dan yang disebut K.
3)      Pemilihan sampel distratifikasi
Pemilihan sampel distratifikasi adalah proses pemilihan satu sampel dari sub-kelompok (strata) yang diidentifikasi dalam populasi yang diwakili dalam sampel dalam proporsi yang sama dengan yang ada dalam populasi. Dengan metode pemilihan sampel ini, akan diperoleh sampel acak distratifikasi yang mempunyai karakteristik spesifik dengan proporsi yang tepat sama dengan penyebaran karakteristik dalam populasi.
Pemilihan sampel distratifikasi dapat digunakan jika cirri atau sifat populasi beragam atau heterogen dalam suatu strata. Makin heterogen suatu populasi, semakin besar pula perbedaan sifat tiap unit elementer dari populasi sehingga mmerlukan pengelompokan tiap unit elemen yang memiliki sifat yang relative sama dalam stratum tertentu. Penggunaan metode pemilihan sampel yang menghasilkan sampel yang mengandung akurasi,presisi, dan efisien antara lain sangat ditentukan oleh tingkat keragaman atau heterogenitas maupun keseragaman atau homogenitas cirri atau sifat anggota populasi yang darinya sampel akan dipilih.
Oleh sebab itu sampel distratifikasi digunakan apabila peneliti berpendapat bahwa ada perbedaan cirri atau karakteristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut memengaruhi variable, atau ada factor atau variable yang membedakan persepsi,sikap atau perilaku anggota populasi tentang hal yang diselidiki(seperti usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan). Alasan lain untuk menggunakan pemilihan sampel berlapis mungkin juga bahwa dalam praktik.[6]
Kerangka pemilihan sampel (Sampling frame) sudah dibagi dalam beberapa sub kerangka terpisah. Misalnya, daftar pegawai menurut golongan yang tiap golongan merupakan suatu stratum atau lapisan.

4)      Pemilihan sampel kluster
Pemilihan sampel kluster adalah pemilihan sampel yang didalamnya suatu kelompok, bukan individu, secara acak dipilih. Oleh Karen aitu, satu sampel kluster adalah satu sampel acak sederhana dari kelompok atau kluster dari elemen-elemen . pemilihan sampel kluster ini dapat dilakukan secara bertahap (multistage) dimulai dari kelompok besar hinggan kelompok keccil yang merupakan bagian sub-kelompok besar yang terpilih atau langsung memilih kelompok kecil atau sub-kelompok sesuai dengan sifat populasinya.[7]
b.      Sampel non probabilitas
Dalam pemilihan sampel non probabilitas, elemen dalam populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi subjek dalam sampel. Sampel non probabilitas dipilih secara arbiter oleh penenliti sehingga probabilitas masing-masing anggota populasi untukdipilih menjadi sampel tidak diketahui.demikian juga representasi sampel tidak dipersoalkan. Oleh sebab itu, pemilihan sampel non probabilitas lebih mengalami bias dibandingkan dnegan metode pemilihan sampel probabilitas. Oleh karena itu, umumnya peneliti menggunakan sampel non probabilitas karena tidak ada upaya untuk melakukan generalisasi berdasarkan sampel sebab temuan dari penelitian atas sampel tak probabilitas tidak dapat secara yakin digeneralisasi untuk populasi. Kalaupun dilakukan generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang dipilh saja.
Baisanya, metode pemilihan sampel tak acak diguankan untuk alasan waktu, baiya, manfaat dan sering digunakan untuk sekedar menguji reabiliatas alat pengukur tertentu atau untuk penelitian eksploratif untuk mendapatkan keterangan yang lebih banyak tentang populasi. Tergolong dalam teknik pemilihan sampel non probabilitas adalah penarikan sampel aksidental(accidental sampling), pemilihan sampel kuota(quota sampling), pemilihan sampel bertujuan(purposive sampling), dan pemilihan sampel bola salju.
a.       Accidental sampling
Merupakan pemilihan sampel dari siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai menurut keinginan peneliti. Orang yang dipilih sebagai anggota atau bagian dari sampel adalah siapa saja mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau dijangkau tanpa ada pertimbangan apapun.[8]
b.      Purposive sampling
Merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Karena itu, menentukan subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai dengan cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel  itu. Mereka dipilih karena dipercaya mewakili satu populasi tertentu. Piliha atas sampel purposive karena pneliti menguji pertimbangan-pertimbangannya untuk memasukkan unsure atau subjek yang dianggap khusus dari suatu populasi tempat dia mencari informasi.
c.       Quota sampling
Sampel kuota atau berdasarkan jumlah merupakan pemilihan sampel dengan memilih sejumlah tertentu (kuota) unsure populasi menjadi anggota sampel dan paling mudah diperoleh seperti dikehendaki oleh peneliti.
Unsure yang dipilih tersebut memiliki karakteristik yang sesuai dengan keinginan peneliti dan peneliti telah menentukan target kuota yang dikehendaki.
d.      Snowball sampling
Prosedur pemilihan bola salju dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, diidentifikasi orang yang dianggap dapat memberi informasi untuk diwawancara. Kemudian, orang ini dijadikan sebagai informan untuk mengidentifikasi orang lain sebagai sampel yang dapat member informasi dan orang ini juga di jadikan sebagai informan untuk mengidentifikasi orang lain sebagai sampel  yang dianggap dapat member informasi.[9]






4.      Criteria sampel yang baik
      Karakteristik utama dari satu sample yang baik adalah derajat sejauh mana sample terpilih mewakili populasi. Maka dari itu tujuan dari pemilihan sample adalah untuk mendapat informasi tentang satu populasi. Maka peneliti harus mengidentifikasi dan mendefinisikan secara tepat populasi yang darinya sample dipilih. Peneliti juga harus memilih satu sample dari populasi yang fidefinisikan berdasarkan teknik-teknik yang tepat yang memastikan sample adalah reperesentasi dari populasi. Kemudian, menentukan ukuran sample yang tepat untuk mendapatkan akurasi.[10]
5.      Pertimbangan penentuan ukuran sampel
     Dalam mempertimbangkan penentuan ukuran sample maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
Ø  Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
Ø  Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
Ø  Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sample besar, hasilnya akan lebih baik.[11]
6.      ukuran sampel
Satu sampel adalah tiap subset unit pemilihan sampel dari satu populasi. Umumnya, sampel yang lebih besar  lebih baik sebab sampel besar cenderung memiliki sedikit kekeliruan (less error). Ini berarti makin kecil kekeliruan yang dikehendaki, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan. Akan tetapi, sampel sedikit bukan  berarti tidak baik asalkan sampel tersebut dipilih dengan menggunakan metode penarikan sampel yang tepat maka jumlah tersebut dianggap memadai atau mencukupi. Memang lebih kecil sampel lebih rendah ketepatannya, apalagi jika sampel tersebut dipilih dengan cara yang tidak tepat. Juga tidak berarti mengatakan bahwa satu sampel besar adalah cukup menjamin akurasi dari hasil. Sebab, meskipun suatu peningkatan dalam ukuran sampel meningkatkan akurasi, itu tidak akan mengurangi atau memperkecil setiap bias dalam pemilihan prosedur. [12]
      Sampel dapat digunakan untuk menaksir populasi bilamana sampel ditentukan secara tepat sehingga sampel merupakan representasi dari populasi, ukuran sampel yang diambil harus representative, dan menaksir nilai populasi dalam suatu sampel dilakukan secara tepat, dan ini bukan pekerjaan yang mudah. Di samping ukuran, kata kunci dalam hubungan antara sampel dan populasi adalah keterwakilan (representativeness). Kita tidak dapat membuat suatu generalisasi yang sahih tentang populasi yang darinya sampel ditarik , kecuali kalau sampel adalah representative. Jadi, ukuran sampel adalah penting, tetapi ukuran adalah kurang penting dari pada keterwakilan. Keterwakilan sampel atas populasi ditentukan oleh penggunaan teknik pemilihan sampel yang tepat.
     Secara simultan, dua hal penting untuk menentukan sampel ialah ukuran dan keterwakilan. Bagi Nachmias dan Nachmias, ukuran sampel secara tepat diestimasi melalui keputusan tingkat akurasi apa yang dikehendaki dan, karenanya, seberapa besar kesalahan(sampling error) yang dapat diterima.  Bagi Stephan dan McCarthy, jawaba terbauik adalah “tergantung”(it all depends). Itu tergantung pada jenis atau macam rencana analisis data, pada bagaimana akurat sampel sesuai untuk maksud peneliti, dan pada cirri-ciri populasi apakah homogeny atau heterogen, derajat kepercayaan, dan juga sumber daya dan waktu.
        Bryman mengatakan bahwa ukuran sampel ditentukan oleh sampling error, waktu dan biaya, non response, heterogenitas dari populasi,dan jenis analisis.
Dalam hal sampling error, harus ditentukan besaran yang dapat ditoleransi. Peningkatan ukuran sampel meningkatkan presisi dari satu sampel. Ini berarti bahwa ukuran sampel meningkat , kesalahan pemilihan sampel menurun.waktu dan biaya juga sangat relevan. Ukuran sampel besar presisi lebih besar karena jumlah sampling error berkurang. [13]
Akan tetapi, karena biaya dan waktu, jumlah sampel kecil dapat diteliti asal dipenuhi keterwakilan sampel. Tingkat non response juga menentukan ukuran sampel.
Oleh karena itu, ketika menentukan ukuran sampel juga harus memperhitungkan non response karena non response tidak dapat dimasukkan dalam analisis data. Heterogenitas juga menjadi pertimbangan . makin tinggi heterogenitas dari satu populasi, semakin besar sampel yang akan dibutuhkan. Akhirnya, jenis analisis juga menentukan ukuran sampel. Menggunakan table kontingensi yang memperlihatkan hubungan antara dua variable dalam bentuk table, misalnya, memerlukan ukuran sampel lebih besar dibandingkan dengan analisis univariat.
  Singkatnya, keputusan peneliti tentang ukuran sampel terbaik bergantung pada factor-faktor metodologis (derajat akurasi yang diperlukan, derajat variabilitas atau diversitas dalam populasi, dan jumlah variable-variabel yang berbeda yang dijelaskan secara simultan dalam analisis data); dan batasan-batasan praktis(seperti biaya dan waktu yang tersedia ). Sperti anda telah ketahui, ukuran sampel besar bukan jaminan satu sampel representative. Satu sampel besar tanpa pemilihan sampel acak atau dengan satu kerangka pemilihan sampel yang jelek adalah kurang representative dari pada satu sampel lebih kecil dengan pemilihan sampel acak dan kerangka pemilihan sampel yang sangat bagus.
    Menentukan ukuran sampel dapat dilakukan dalam dua cara. Cara pertama adalah berdasarkan aturan kebiasaan satu cara konvensional atau secara umum menerima jumlah tertentu satu metode yang lebih sering digunakan. Peneliti menggunakan cara ini sebab mereka kurang memiliki informasi yang diperlukan berdasarkan metode statistic. Karena itu, metode ini lebih didasarkan pada pengalaman lampau dengan sampel yang telah memenuhi syarat metode statistic. Untuk menerapkan cara ini, anda perlu memerhatikan satu prinsip ukuran sampel yaitu makin kecil populasi, rasio pemilihan sampel makin besar menghasilkan satu sampel akurat. Makin besar populasi membolehkan rasio pemilihan sampel lebih kecil untuk sampel yang sama baiknya. Untuk itu, umumnya peneliti memilih satu dari beberapa pilihan berikut:
1.      Jumlah sampel sekitar 30 kasus atau subjek yang dengannya analisis statistic dapat dilakukan.
2.      Menurut persentasi yang layak dijangkau. Untuk populais kecil(dibawah 1.000), peneliti membutuhkan rasio pemilihan sampel besar (kira-kira 30%). Sebagai contoh, ukuran sampel sekitas 300 diperlukan untuk derajat akurasi yang tinggi. Untuk ukuran populasi  menengah (sekitar 10.000), rasio pemilihan sampel lebih kecil(sekitar 10%) dibutuhkan untuk sama-sama akurat atau ukuran sampel sekitar 1.000 .
untuk populasi besar( melebihi 150.000), rasio pemilihan sampel lebih kecil (1 persen) adalah mungkin.
3.      Untuk penelitian deskriptif, sampel 10% dari populasi dianggap sebagai jumlah paling minimal. Untuk penelitian korelasional atau kausal, paling sedikit 30 sampel. Untuk studi eksperimental dengan control eksperimental yang ketat, mungkin valid sebanyak 15 subjek per kelompok. Pendapat ini cenderung digunakan untuk populasi ukuran besar dan tidak dapat digunakan untuk populasi ukuran kecil.
Cara kedua adalah membuat asumsi-asumsi tentang populasi dan menggunakan persmaan statistic tentang proses pemilihan sampel acak. Peneliti harus membuat asumsi tentang derajat konfidensi(atau jumlah eror) yang dapat diterima dan derajat variasi dalam populasi. Khusus untuk pemilihan sampel acak mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.       Menentukan jumlah sampel dengan menggunakan “daftar table”
b.      Menentukan jumlah sampel dengan menggunakan persamaan statistic.
7.      Tahap pemilihan sampel
Pemilihan sampel atau penarikan sampel dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit atau elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.
Memilih sampel secara tepat merupakan tahap sangat penting dalam mengadakan satu penenlitian sebab kualitas sampel menentukan tingkat generalisasi tentang populasi. Karena itu, karakteristik utama dari satu sampel yang baik adalah derajat sejauh mana sampel merupakan representasi dari populasi dari mana sampel dipilih.
Tahap pemilihan sampel yaitu:
a)      Menentukan populasi : menentukan apa yang menjadi elemen populasi (individu, organisasi, produk).
b)      Penentuan unit pemilihan sampel : menentukan kelompok-kelompok elemen berdasarkan desain yang digunakan.
c)      Penentuan kerangka pemilihan sampel : menentukan daftar elemen dari setiap unit pemilihan sample.[14]
d)     Menentukan desain sample : menentukan teknik sampling yang digunakan (probability atau non probability sampling).
Metode pemilihan sampel probabilitas digunakan bila keterwakilan sampel adalah penting untuk maksud generalisasi yang lebih luas, sedangkan pemilihan sampel tak probabilitas adalah secara umum digunakan jika waktu, biaya dan factor-faktor lain lebih penting dari pada generalisasi.

e)      Menentukan jumlah sample :menentukan jumlah atau besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian.
f)       Pemilihan sampel : mementukan elemen yang akan menjadi sampel penelitian yang dilakukan

8.      Metode pengambilan sampel
     Telah dijelaskan bahwa teknik sampling, ada dua yaitu probability dan non probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Cara tersebut disebut dengan random sampling atau cara pengambilan sample secara acak. 
Pengambilan sample dalam penelitian kualitatif dilakukan secara acak random dapat dilakukan dengan bilangan komputer, undian, random. Bila pengambilan dilakukan dengan undian maka setiap anggota populasi diberi namor terlebih dahulu.
Karena teknik pengambilan sample adalah random maka setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Contoh diatas peluang setiap anggota populasi = 1/1000 dengan demikian cara pengambilannya jika nomor satu sudah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan lagi peluangnya menjadi tidak sama lagi.[15]





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel probabilitas ialah suatu sampling dimana pemilihan objek atau elemen dari populasi yang akan dimasukkan didalam sampel didasarkan atas nilai probability.
metode pemilihan sampel non probabilitas digunakan untuk alasan waktu, baiya, manfaat dan sering digunakan untuk sekedar menguji reabiliatas alat pengukur tertentu atau untuk penelitian eksploratif untuk mendapatkan keterangan yang lebih banyak tentang populasi.



















DAFTAR PUSTAKA
Arikunto suharsini , prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta:rineka cipta , 2010
J.       supranto, metode riset aplikasinya dalam pemasaran, fakultas ekonomi UI, 1998
silalahi ulber, metode penelitian social, bandung:refika aditama ,2010
Ari kunto suharsimi, Prosedur Penelitian,Jakarta:rineka cipta, 2006
Moh nazir, metode penelitian  bogor: ghalia Indonesia, 2005

     Sugiono, Metode Penelitian dan Pengembangan, Bandung:alfa beta.2015

 Moleong lexy J,  metodologi penelitian kualitatif,bandung:remaja rosdakarya, 2007


[1] Suharsini arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (rineka cipta:Jakarta)173-174
[2] Ibid 175
[3] Ibid 176
[4] J. supranto, metode riset aplikasinya dalam pemasaran, (fakultas ekonomi UI)hal 49

[5] Ulber silalahi, metode penelitian social, (refika aditama:bandung)259-264

[6] Ibid,265
[7] Ibid 269-272

[9] Ibid273
[10] Lexy j moleong metodologi penelitian kualitatif,(remaja rosdakarya:bandung)223
[11] Ari kunto suharsimi, Prosedur Penelitian,(Rineka cipta:jakarta),hal 177

[12]  Ulber silalahi , hal 274

[14] Moh nazir, metode penelitian (ghalia Indonesia: bogor)hal 271
[15] Sugiono, Metode Penelitian dan Pengembangan, Alfabeta(Bandung:2015),hal 155         

1 komentar:

  1. untuk judul lain bisa di klik di ARSIP BLOG ya Adik-adik :D hehehe
    thanks berat udah pada berkunjung kesini :)

    BalasHapus