MY MUSIC

Senin, 06 Juni 2016

MENENTUKAN MASALAH




MAKALAH 
METODOLOGI PENELITIAN
 

JUDUL         :      MENENTUKAN MASALAH
PENULIS     :      AHMAD ADABY A.R


 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah adalah sesuatu yang menjadi bagian dari seluruh manusia. Setiap hari manusia menghadapi masalah, baik ekonomi, pendidikan, politik, agama, dan sebagainya, yang tentu saja memerlukan solusinya.
Dalam dunia akademik untuk mengajukan usulan penelitian harus berkaitan dengan disiplin ilmu dan kajian yang beragam sehingga belum tentu semua masalah-masalah yang kita hadapi berkaitan dengan penelitian dan dapat diajukan sebagai proposal penelitian.
Dalam memilih masalah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terutama bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Oleh karena itu dalam makalah ini kami sajikan cirri-ciri dan karakteristik rumusan masalah yang baik dan cara-cara memperoleh suatu permasalahan.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri-ciri masalah yang baik?
2.      Bagaimana sumber permasalahan?
3.      Bagaimana cara rumusan masalah?
4.      Bagaimana karakteristik rumusan masalah?
5.      Bagaimana tipe masalah dan perumusan masalah?

C. Tujuan
1.      Mengetahui ciri-ciri masalah yang baik?
2.      Mengetahui sumber permasalahan?
3.      Mengetahui cara rumusan masalah?
4.      Mengetahui karakteristik rumusan masalah?
5.      Menegtahui tipe masalah dan perumusan masalah?


6.    
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Masalah yang Baik
Ciri-ciri masalah yang baik menurut Kuncoro (2009) adalah sebagai berikut:
1.      Menunujukan variabel yang menarik peneliti dan hubungan deskriptif, dimana permasalahan secara sederhana diungkapkan dalam suatu pernyataan yang harus dijawab. Akan tetapi, bagian terpenting dari suatu penelitian adalah hubungan antara variabel.
2.      Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan, baik secara langsung maupun operasioanal. Definisi operasional ini harus jelas dan spesifik agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran yang pada akhirnya kan menganggu penelitian.[1]
Sedangkan menurut Nana Sudjana, ada 3  segi untuk mengukur kelayakan suatu masalah peneitian
a.   Dari segi keilmuan, masalah harus jelas kedudukanya dalam struktur keilmuan yang sedang dipelajari .contoh seorang mahasiswa jurusanhukum pidana isalam tidak tepat jika mengajukan usulan penelitian dalam bidang ilmu hukum perdata islam.
b.   Dari segi meode keilmuan, maslah penelitia harus dapat dipecahkan melalui langkah-langkah berfikir ilmiah atau metode ilmiah
c.    Dari segi kepentingan dan kegunaan, masah penelitian harus relevan dengan kepentingan dan kegunaan peneliti yang bersangkutan. Contoh masalah penelitian mahasiswa ekonomi syariah dengan pendidikan paud. [2]

B.  Sumber Permasalahan
Masalah dapat dikatakan berkualitas jika: pertama, memiliki nilai penemuan yang tinggi. Kedua, masalah terseut sedang dihadapi oleh masyarakat. Ketiga, bukan pengulangan terhadap penelitian sebelumnya, serta keempat, memiliki referensi teoritis yang jelas. Oleh karena itulah, tahap pertama dalam penelitian adalah merumuskan permaslahan. Masalah yang baik dapat diperoleh dari berbgai sumber. Sumber penelitian darpat muncul dari pengalaman pribadi atau orang lain.
Permaslaahan dapat juga muncul setelah study literatur dari beberapa hasil penelitian (karya ilmiah), buku-buku teks, serta dalil naqli, misalnya Al-qur’an dan Hadist. Permasalahan dari hasil penelitian orang lain, dapat ditemukan dengan cara melanjutkan penelitian orang lain.[3]
Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat untuk mencarai masalah dan sumber-sumbernya, adapun yang menjadi sumber utama permasalahan ialah:
1.      Bacaan
Seseorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian atau laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian itu memberi rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.
2.      Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah.
Peserta-peserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang memecahkan permaslahan menurut bidangnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti pula dari segi ilmu yang lain.
3.Pernyataan dari oarng yang memiliki otoritas
Sering dalam cerama atau pernyataan seorang pejabat tinggi maupun pernyataan para ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media masa mengenai suatu permaslahan. Sehingga peneliti tertugah untuk menelitinya.
4.Pengamatan sekilas
Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala yang tidak sehat dan yang perlu dipecahkan. Dan untuk memecahkan masalah harus diadakan penelitian terlebih dahulu.
5.Pengalaman pribadi
Dari pengalaman pribadi seorang yang berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu pernyataan yang mendorong ia melakukan penelitian.
6.Perasaan dan ilham
Dalam hal ini permasalahan dari sebuah masalah muncul dari sebuah pengalaman yang tiba-tiba muncul saat bersantai sehingga mendorong untuk melakukan penelitian.[4]

Sedangkan permasalahan dari hasil penelitian orang lain, dapat ditemukan dengan cara melanjutkan penelitian orang lain. Penelitian yang melanjutkan dari penelitian orang lain tentunya tidak harus sama persis dengan penelitian sebelumnya. Ada beberapa aspek yang dijadikan perbedaan dengan penelitian sebelumnya diantara adalah:
a.      Data. Data yang digunkan bisa saja berbeda dengan penelitian sebelumnya. Jika penelitian sebelumnya menggunakan data sekunder dengan masa penelitian dari tahun 1999-2007 maka penelitian dapat dilanjutkna dengan menambah masa periode penelitian misalnya dari tahun 1999-2012 atau 2005-2012. Akan tetapi, jika penelitian menggunkan data primer maka jumlah responden atau kategori responden dapat menjadi pembeda dari penelitian sebelumnya.
b.      Variabel. Jika pada penelitian sebelumnya menggunkan beberapa variabel acuan, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan menambahkan atau mengurangi variabel yang tentunya signifikan berdasarkan teori (literature review).
c.       Metodologi penelitian. Hasil penelitian dengan menggunkan metode penelitian A (pendekatan A) belum tentu hasilnya sama jika menggunakan metodologi penelitian B (pendekatan B). Mengingat alat analisis yang digunkan juga berbeda. Contohnya ibarat kita memotong kue, alat potong pisau kue berbahan plastik dan pisau buah, memang sama-sama dapat memotong akan tetapi hasl yang diperoleh tentu saja berbeda.
d.      Objek penelitian. Jika penelitian sebelumnya meneliti secara regional, makapenelitian dapat dilanjutakan dalam lingkup yang lebih luas (misalnya dalam skala nasional).
Permasalahan penelitian juga dapat muncul karena titipan orang lain (proyek pemerintah dan pesan sponsor yang mendanai penelitian tersebut, dimana judul dan topiknya sudah ditentukan). Permasalahan penelitian karena proyek, dapat ditelusuri melalui internet atau media-media lainnya, dimana institusi pemerintah atau pendidikan atau bahkan swasta, menggunkannya untuk mengumumkan adanya proyek penelitian. Dalam melaksanakan penelitian yang sifatnya proyek, maka tidak salah jika dilakukan penelitian payung. Artinya, ada beberapa peniliti yang meneliti aspek berbeda. Kemudian hasil-hasil penelitian dikumpulkan menjadi sebuah penelitian menjawab permasalahan yang diberikan dalam proyek. Dalam hal ini, beberapa peneliti mungkin melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan-permasalahan minor. Permaslaahan penelitian dapat dibagi berdasarkan mayor dan minor. Permasalahan mayor ataupun permasalahan minor bukanlah menjadi suatu persoalan yang penting. Persoalan yang penting adalah adanya permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian dan permasalahan tersebut harus jelas. Jika permasalahan tidak jelas, maka akan sulit untuk mencari jawabanya. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk permasalahan ada jawaban yang sementara (hipotesis).
Kejelasan suatu masalah juga sangat tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat bersumber dari internal diri peneliti maupun ekternal. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1)      Masalah yang diangkat harus sesuai dengan minat peneliti. Kesesuain dengan minata tentunya berperan sangat penting dalam menentukan kelancaran suatu penelitian. Karena, jika peneliti memiliki minat yang tinggi untuk menyelesaikan suatu masalah, maka peneliti juga akan lebih semangat untuk menjalankan penelitian. Faktor minat ini kelihatanya tidak normal dan bersifat sangat subjektif. Namun, biasanya faktor ini sangat berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu keahlian. Kesesuaian antara keahlian dengan bidang ilmu yang diteliti bukan tanpa alasan, selain hasilnya kan lebih baik, manfaat lain adalah hasil penelitian dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2)      Penelitian dapat dilaksankan. Ada empat macam hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan  apakah masalah yang diangkat dalam suatu penelitian dapat dilaksanakan atau tidakjika ditinjau dari segi peneliti. Keempat aspek tersebut natara lain:
a)      Peneliti memiliki kemampuan untuk meneliti masalah tersebut. Artinya peneliti memiliki kemampuan yang baik kan masalah yang diteliti, menguaai teori yang melatarbelakangi maslah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
b)      Peneliti memiliki waktu yang cukup dan schedule penelitian dapat direncanakan dengan matang agar hasil penelitian dapat lebih optimal.
c)      Peneliti memiliki tenaga yang cukup untuk melaksankan. Artinya, memiliki fisik yang kuat untuk merencanakan menyusun alat pengumpul data, melakukan pengumpulan data, dan menyusun laporan.
d)     Peneliti memiliki dana yang cukup untuk mendanai operasional penelitian seperti biaya transportasi, administrasi fotokopi, dan sebagainya.
3)      Tersedianya faktor pendukung. Yang dimaksud adalah faktor eksternal yang bersumber dari luar dari peneliti, yang diantaranya adalah:
a)      Tersedianya data sehinngga pertanyaan penelitian dapat dijawab.
b)      Memiliki izin dari instansi terkait (tempat berlnagsungnya penelitian)
4)      Hasil penelitina yang beramanfaat. Syarat terakhir merupakan syarat paling penting yang perlu dipertimbngkan dalam menentukan masalah penelitian. Mengingat penelitan yang dilakukan tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit, waktu yang tidak sebentar dan ilmu pengetahuan yang banyak. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua stakeholders terkait (peneliti pribadi, instansi terkait, dan masyarakat dapat menambah khazanah keilmuan).[5]
C. Cara Rumusan Masalah
Perumusan masalah tidak dapat dibuat berdasarkan angan-angan saja, tetapi harus didasarkan pada kondisi nyata. Rumusan masalah haruslah menggambarkan masalah yang dipecahkan, tindakan yang akan dilakukan, dan objek yang akan dikenai tindakan tersebut. Oleh karena itu, judul dalam sebuah rumusan masalah harus dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
1.         Apa masalah yang akan dipecahkan atau apa yang akan ditingkatkn?
2.         Apa tindakan yang akan dilakukan?
3.         Siapa yang akan dikenai tindakan tersebut?[6]
Dan untuk membuat rumusan masalah terdapat beberapa cara yaitu:
1.      Seseorang yang akan meneliti harus memperbanyak interaksi dalam pergaulan sosialnya. Misalnya,  ingin melakukan penelitian mengenai ekonomi islam . Maka, dalam kehidupan social,  seseorang  akan memukan masalah ekonomi seperti perdagangan bebas, valuta asing, trading fatwa ulama, jua beli dan lain-lain.
2.      Memperbanyak diaog dengan para Ilmuan, agamawan, ulama, dan sebagainya yang dikaitkan dengan bebagai masalah keagamaan , social, ekonomi, politik dan sebagainya.
3.      Memperbanyak  membaca buku diperpustakaan atau dimana saja yang dianggap mampu membantu peneliti memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan intelektual dan keilmuan yang sedang dikajinya.
Dari tiga hal diatas, masalah dapat kita peroleh dari hasilpergaulan, hasil bacaan, dan hasil diskusi atau dialog, menghadiri berbagai kegiatan ilmiah, seperti seminar, diskusi panel, studi koparatif, dan sebagainya.[7]
Adapun kaidah dalam merumuskan masalah adalah sebagai berikut
1.      Masalah dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2.      Rumusan msalah hendaknya jelas dan tidak memiliki pengertian ganda
3.      Rumusan masalah harus berisi implikasi tersedianya dta dan teknis statistik untuk analisis dan pengelolahan data[8]
D. Karakteristik Rumusan Masalah
Terdapat kriteria guna menilai suatu masalah yang perlu di perhatikan yaitu:
1.      Masalahnya cukup menarik
2.    Masalahnya belum terpecahkan seluruhnya (oleh para penulis atau peneliti sebelumnya).
3.    Masalahnya harus bernilai menyangkut kebutuhan fital dan kepentingan umum.
4.    Scape atau bidang lapangan / jangkauan yang memadai (lingkup masalah jangan terlalu luas).
5.    Mengandung isi yang emosional, namun tetap di sertai objektifitas.
6.    Mengungkapkan maslah dengan bahasa yang ringkas, namun cukup cermat dan jelas.[9]
Menurut Cak Hasan Bisri, keriteria masalah yang harus dipecahkan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
a.       Masalah penelitian berada dalam cakupan wilayah penelitian salah satu bidang ilmu yang dikuasainya atau  sesuai dengan kopetisi keahlia peneliti yang bersangkutan.
b.   Masalah penelitian itu menarik dan diminati oleh peneliti sehingga peneliti memiliki motivasi untuk melakukan penelitian dalam sebagian bidang keahlianya. Karena, suatu gejala yang menjadi cikal bakal masalah penelitian hanya muncul dari dorongan hati dan perhatian peneliti; bukan drooping dari orang lain. Kecuali ang ditawarkan ole sponsor. Hal itu mencerminkan atas kepedulian.
c.    Sumber data yang berhubungan dengan maslah tersebut tersedia dan dapat diperoleh, baik bahan bacaan diperpustakaan maupun informasi dan pendapat para narasumber dilapangan. Berkenaan dengan dengan hal itu, peneliti dituntut untuk memperkirakan dan menjajangi sumber data yang akan digali aagar informasi yang akan dicari diperoleh, tidak terjebak pada berbagai kesulitan.
d.   Peneliti memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan penelitian tentang masalah yang dimnatinya itu. Kemmpuan itu dalam arti yang luas, mencangkup kemampuan berbahasa, tenaga,  dan biaya sesuai dengan lokasi dan waktu yang diperlukan
Penelitian tersebut diharapkan menghsilkan unsure pengetahua ilmiah yang baru dan lebih mendalam. Unsure baru itu dapat berupa fakta dan data, konsep, proporsi, model hipotesis dan teori; atau sejurang-kurangnya berupa singkatan atau istilah baru, yang dsusun dengan metodologi yang tepat dan akurat.[10]
E.  Tipe Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam tipe masalah Untuk memudahkan seorang peneliti menentukan masalah penelitian yang kan diangkat, secara garis besar, permasalahan penelitian dikerucutkan menjadi 3 masalah, diantaranya
1.      Masalah untuk mengetahui status dan mendekskripsikan fenomena. Masalah ini dapat diangkat jika peneliti ingin mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya. Maka permaslaahan ini dapat dikaji melalui pendekatan penelitian deskritif (survei), penelitian historis, dan filosofis untuk menerangkan suatu peristiwa.
2.      Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (komprasi). Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena, dan selanjutnya dicari atau manfaat dari persamaan dan perbedaan tersebut.
3.      Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi). Masalah bersifat korelasi terbagi menjadi dua yaitu:
a.       Korelasi sejajar. Menurut Kuncoro (2009), penelitian korelasi merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti. Misalnya korelasi antara iklan yang dilakukan oleh seorang marketer terhadapa tingkat penjualan perusahaan, maka pertanyaan pada rumusan masalah harus ada hubungan dengan iklan yang terdapat pada perusahaan yang A.
b.      Korelasi sebab akibat (kausal komparatif) merupakan penelitian yang menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, selain itu juga ditujukan untuk mengukur kekuatan suatu hubungan. Misalnya, tingginya nilai suku bunga dapat menyebabkan tingginya nisbah bagi hasil di bank syariah. sehingga, pertanyaan atas rumusan masalah pada penelitian diatas adalah apakah nilai suku bunga berpengaruh positif terhadap nisbah bagi hasil di bank syariah.
Setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari adanya masalah yang di hadapi dan perlu dipecahkan. Dalam segala bidang kemajuan ilmu pengetahuan dan tengnologi sudah mencapai taraf yang tinggi, tentu masalah yang menyangkut perkembangan tegnologi itu sendiri maupu yang di timbulkan oleh kemajuan tegnologi itu sendiri sangat banyak dan perlu mendapat perhatian untuk di pecahkan. Dalam bidang sosial dan ekonomi, juga terdapat banyak masalah yang perlu di pecahkan. Pada hakikatnya masalah itu sendiri merupakan segala bentuk pertanyaan yang perlu di cari jawabannya atau segala bentuk hambatan, rintangan dan kesulitan
Dalam perumusan dan pembuatan masalah itu di kemukakan asumsi yaitu anggapan dasar atau peranggapan dari peneliti. Asumsi atau anggapan dasara adalah gambaran sangkaan, pikiran, atau satu pendapat. Anggapan dasar yang baik biasanya bersumber dari penyelidikan yang cermat.
Secara umum, “perumusan masalah” berisi uraian argmentatif tentang bagaimana masalah yang dimunculkan dalam latar belakang betul-betul merupakan “maslah penelitian” (research problem) serta bagaimana masalah itu di pecahkan melalui penelitian ini. Diuraikan berbagai variabel atau faktor-faktor yang ikut andil dalam munculnya masalah yang akan di teliti. Selain itu, diuraikan juga bagaimana penelitian ini dapat memberikan solusi atas masalah penelitian tersebut.[11]
F.  Contoh Permasalahan
Merumuskan masalah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, sehingga membutuhkan upaya yang cermat untuk mengindentifikasinya. Berikut ini adalah contoh-contoh permasalahan dalam penelitian. Misal kita mengambil judul tentang kesenjangan harapan dalam penyampaian informasi keuangan dan non keuangan bank syariah. Sehingga rumusanmasalah dari topik diatas adalah
1.Apakah terdapat kesenjangan harapan antara nasabah dngan manajemen bank syariah terhadap atribut laporan kinerja keuanan bank syariah
2.Apakah terdapat kesenjangan harapan antara nasabah dengan manajemen bank syariah terhadap atribut laporan kinerja non keuangan bank syariah.[12]
Berikut adalah contoh permasalahan penelitian berdasarkan sumbernya
a.       Permasalahan penelitian bersumber dari peristiwa
Berikut ini diberikan contoh topik dan permasalahan penelitian yang muncul dari peristiwa disuatu daerah, dimana harta gadai banyak dipakai oleh yang menerimna gadai:
Topik : kajian syariat terhadap pemanfaatan harta gadai
Permaslahan:
1)      Bagaimana status gadai dalam pandangan islam?
2)      Adakah pratik pemanfaatan harta gadai yang ribawi (tidak islami) dan bagaimana ketegasan hukum islam terhadap pratik tersebut?
3)      Apa saja solusi pemanfaatan harat gadai agar tidak terjerat dalam pratik ribawi tersebut?
4)      Bagaimana respons masyarakat terhadap solusi tersebut?
5)      Apa kendala-kendala penerapan harta gadai konsep islam ditengah tengah masyarakat?
Dalam membuat suatu penelitian, permasalahan penelitian dengan tujuan penelitian hampir sama. Hanya saja kalau permasalahan penelitian menggunakan kalimat jawab. Tujuan penelitian haruslah selaras denga permasalahan penelitian. Jika masalah yang ingin diteliti memiliki 3 poin pertanyaan maka tujuan penelitian juga paling tidak bertujuan untuk menjawab 3 poin pertanyaan tersebut.
Jika diambil contoh dari permasalahan penelitian diatas misalnya, permaslahan no 1:
Bagaimana status gadai dalam pandangan islam?
Maka, dalam tujuan penelitian berdasarkan permasalahan itu adalah “untuk mengetahui status gadai dalam pandangan islam.
a)      Permasalahan penelitian bersumber pada pengalaman
Topik penelitian dapat timbul dari suatu pengalaman. Berikut ini disajikan contoh topik dan permasalahan yang timbul akibat pengalaman pengelola amil zakat yang menemukan  bahwa banyak orang yang tidak mau membayar zakat dilapangan:
Topik : persepsi muzaki tentang zakat dan lembaga amil zakat (suatu kajian dalam rangka meningkatkan kontribusi muzaki terhadap penghimpunan zakat diindonesia).
Permasalahan:
1)      Mengapa zakat yang terhimpun masih jauh dari padaa potensi zakat yang ada?
2)      Bagaimana persepsi muzaki tentang zakat?
3)      Bagaimana persepsi muzaki tentang lembaga amil zakat?
4)      Bagaimana tingkat kepercayaan muzaki terhadap institusi zakat?
Contoh topik dan permasalahan penelitian yang sudah banyak dibahas orang lain:
Topik :Konsep ekonomi Al-Ghazali
Permasalahan:
1.      Apa saja konsep ekonomi Al-Ghazali?
2.      Apakah konsep ekonomi Al-Ghazali ini relevan dengan keadaan sekarang?
3.      Apakah hambatan pelaksanaan konsep ekonomi Al-Ghazali ini dalam praktek?
Topik di atas sudah banyak ditulis oleh orang lain. Akan lebih menarik dan lebih unik jika topik penelitian tersebut dipersempit dan lebih fokus pada satu topik tentang ekonomi. Misalnya topik penelitian diubah menjadiKonsep Mekanisme Pasar Al-Ghazali”
Contoh lain tentang topik penelitian yang timbul dari seorang direktur badan amil zakat karena rasa ingin thu yang dalam tentang kapasitas zakat.
Topik:Analisis kapasitas zakat (tithe capacity) dan upaya zakat (tithe effort) propinsi DKI jakarta:
Permasalahan:
1.      Sejauh mana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap kapasitas zakat DKI jakarta?
2.      Berapa besar respons pendapatan nasional dan respons pendapatan perkapita terhadap kapasitas zakat DKI jakarta?
3.      Jenis-jenis zakat apa saja yang kapasitas tinggi-upaya tinggi, kapasitas rendah upaya tinggi, kapasitas tinggi_upaya rendah dan kapasitas rendah, upaya rendah DKI jakarta?
Mungkin dalam penelitian ini, akan sangat bermanfaat jika ditambahkan dalam permasalahan nomor 1: 
“jika pendapatan perkapita tidak berpengaruh terhadap kapasitas zakat, maka faktor-faktor apa yang mempengaruhi kapasitas zakat tersebut?”
Sebenarnya inilah yang menjadi persoalannya. Apakah karena orangnya tidak profesional, atau karena tidak adanaya kepercayaan muzaki terhadap lembaga amil zakat tersebut.
Contoh topik penelitian yang timbul akibat fenomina yang tengah marak dilingkungan masyarakat:
Topik :Baitul maal wat-tamwil sebagai upaya menangkal rentenir di lingkungan masyarakat desa
Topik di atas, bersifat general. Artinya, yang dibahas adalah sistem BMT tentang cara menangkal rentenir dilingkungan masyarakat desa. Artinya, tidak dibahas pada satu desa tertentu. Jika memang peneliti ingin fokus pada satu desa tertentu, maka topik penelitianya bisa dirubah menjadi.
Topik:Baitul maal wat-tamwil sebagai upaya menangkal rentenir dilingkungan masyarakat Desa Curug Mekar Kecematan Bogor Barat Kota Bogor.
Dalam hal ini. Peneliti memfokuskan pada prilaku masyarakat Desa Curug Mekar dalam hubungannya dengan rentenir. Penelitian ini dapat dilakukan secara kualitatif.
Adapun permasalahan topik penelitian di atas dapat terdiri dari:
Permasalahan:
1.      Bagaimana budaya dan pola pikir masyarakat desa curug dalam hal pinjam meminjam uang?
2.      Mengapa rentenierdi desa curug demikian marak?
3.      Faktor-faktor apa yang membuat masyarakat desa curug masih berhubungan dengan rentenir?
4.      Upaya apa yang harus dilakukan BMT dalam mencegah masyarakat berhubungan dengan rentenir?
Untuk menjawab permasalahan yang diuraikan, maka dibuatlah rencana penelitian dalam bentuk metode penelitian:
Inbox 1 mengungkapkan beberapa topik yang sering menjadi penelitian ekonomi islam.
Inbox 1. Topik-topik Umum Penelitian Ekonomi Islam, pasar keuangan islam, kebijakan moneter islam dan kebijakan fiskal, lembaga keuangan islam (Bank Non Bank), dan hukum islam
1.      Ekonomi islam
a.       Meningkatkan peranan ekonomi islam dalam rangka membentuk lembaga keuangan sesuai syariah
b.      Bingkai kebijakan antara otoritas fiskal, otoritas moneter, dan otoritas keuangan terkait tentang ekonomi dan keuangan islam.
c.       Meningkatkan peran pemerintah dalam sistem ekonomi islam
d.      Pembangunan pemikiran ekonomi islam dalam lembaga keuangan islam
e.       Meningkatkan maqhasid sharia dalamsistem ekonomi islam
2.      Pasar keuangan Islam
a.       Membentuk proyek-proyek (pembiayaan) sukuk yang aplikatif
b.      Memfasilitasi proyek-proyek infrastruktur dengan sukuk
c.       Memanfaatkan semua sektor keuangan islam dalam otoritas pelayanan keuangan
d.      Memanfaatkan sarana sukuk untuk pembiayaan sektor ekonomi mikro
e.       Kebijakan fiskal islam untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahtraan publik (masyarakat)
f.       Sejarah kebijakan fiskal dan moneter dan relevansinya di era modern
g.      Solusi untuk meningkatkan investasi sukuk
h.      Membangun sektor riil yang berorentasikan pada pasar uang islam
i.        Menghubungkan pasar saham islam dan sektor riil
3.      Kebijakan fiskal dan moneter islam
a.       Membangun sektor rill yang lebih aplikatif bagi instrumen-instrumen sektor moneter
b.      Operasi moneter islam yang baru di Era Otoritas jasa keuangan (OJK)
c.       Mengurangi inflasi dengan kebijakan moneter islam
d.      Meningkatan pendanaan pemerintah dalam membiayai lembaga keuangan islam
4.      Lembaga keuangan (Bank dan Non Bank)
a.       Rekontruksi lembaga keuangan islam dalam kompetisi/persaingan global
b.      Meningkatkan profeisonalisme lembaga keuangan islam
c.       Etika bisnis dan strategi pasar asuransi islam
d.      Sinergi antara lembaga ZIZWAF dan lembaga keuangan islam
e.       Mengembangkan program linkage antara bank islam dan non bank dalam rangka membiayai sektor riil
f.       Meningkatkatkan performa dan profesionalisme BMT (Baitul maal wat-tamwil)
g.      Aplikasi ideal pengadaian islam dan pengadaian emas islam
5.      Hukum islam
a.       Penerapan hukum islam dalam sistem Legal
b.      Lembaga keuangan islam dan Epistiologi hukumketuhanan
c.       Posisi hukum ketuhanan dalam operasi (proses) pembiayaan islam
d.      Regulasi yang diajukan untuk mendukung otoritas keuangan.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.   Ciri-ciri masalah yang baik diantaranya adalah masalah harus jelas kedudukanya dalam struktur keilmuan, masalah penelitian harus dapat dipecahkan melalui langkah-langkah berfikir ilmiah atau metode ilmiah dan masah penelitian harus relevan dengan kepentingan dan kegunaan peneliti yang bersangkutan.
2.   sumber permasalahan dapat kita peroleh dari Bacaan, forum Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah. Selain itu, masalah juga dapat diperoleh dari Pernyataan dari oarng yang memiliki otoritas, Pengamatan sekilas, Pengalaman pribadi dan Perasaan atau ilham.
3.   Cara rumusan masalah yakni dengan cara memperbanyak interaksi dalam pergaulan sosialnya, Memperbanyak diaog dengan para Ilmuan, agamawan, ulama, dan sebagainya yang dikaitkan dengan bebagai masalah eagamaan , social, ekonomi, politik dan sebagainya. Selain itu, harus memperbanyak  membaca buku diperpustakaan atau dimana saja yang dianggap mampu membantu peneliti memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan intelektual dan keilmuan yang sedang dikajinya.
4.   karakteristik rumusan masalah diantaranya, Masalah penelitian harus berada dalam cakupan wilayah penelitian salah satu bidang ilmu yang dikuasainya atau  sesuai dengan kopetisi keahlia peneliti yang bersangkutan, Masalah penelitian itu menarik dan diminati, Sumber data yang berhubungan dengan maslah tersebut tersedia dan dapat diperoleh, baik bahan bacaan diperpustakaan maupun informasi dan pendapat para narasumber dilapangan. Dan memiliki kemampuan berbahasa, tenaga,  dan biaya sesuai dengan lokasi dan waktu yang diperlukan
5.   Tipe masalah diantaranya, 1). Masalah untuk mengetahui status dan mendekskripsikan fenomena. 2). Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (komprasi). 3). Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi).
DAFTAR PUSTAKA

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013.Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata Publishing.
Abdullah, Boedi. 2014.Metode Penelitian Ekonomi Islam Muamalah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rianse, Usman M.S. dan Abdi, S.P., M.P. 2008.Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Bandung: Alfabeta.
Margono, S. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, Nurul & Mustafa Edwin Nasution. 2009.Current Isuess Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Pelatihan dan Contoh. Bandung: PT Refika Aditama.
Drs. Suprapto. 2013.Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan Dan ilmu-ilmu Pengetahuaan Sosial. Yogyakarta: CAPS, 2013.


[1] Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 50-51
[2] Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam Muaalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014),,177
[3]Ibid,,,, 46
[4] Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 54-56
[5] Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,..... 46-49
[6] Prof. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd, Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Pelatihan dan Contoh, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 27
[7] Boedi Abdullah, ..180
[8]Drs. Suprapto, Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan Dan ilmu-ilmu Pengetahuaan Sosial, (Yogyakarta: CAPS, 2013), 55
[9] Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. dan Abdi, S.P., M.P, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Bandung: Alfabeta  2008) hal 52
[10]Ibid ..182
[11] Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. dan Abdi, S.P., M.P, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Bandung: Alfabeta  2008) hal 52
[12] Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, Current Isuess Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), 128.

2 komentar:

  1. untuk judul lain bisa di klik di ARSIP BLOG ya Adik-adik :D hehehe
    thanks berat udah pada berkunjung kesini :)

    BalasHapus
  2. The best free spins casino site in the UK at Lucky Club
    You are going to be able luckyclub to choose from all the slots that you have played on this site, including all the top table games. Here are the best free spins

    BalasHapus