MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
JUDUL : MENENTUKAN MASALAH
PENULIS : AHMAD ADABY A.R
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah adalah sesuatu yang menjadi bagian dari seluruh manusia.
Setiap hari manusia menghadapi masalah, baik ekonomi, pendidikan, politik,
agama, dan sebagainya, yang tentu saja memerlukan solusinya.
Dalam dunia akademik untuk mengajukan usulan penelitian harus
berkaitan dengan disiplin ilmu dan kajian yang beragam sehingga belum tentu
semua masalah-masalah yang kita hadapi berkaitan dengan penelitian dan dapat
diajukan sebagai proposal penelitian.
Dalam memilih masalah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terutama
bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Oleh karena itu
dalam makalah ini kami sajikan cirri-ciri dan karakteristik rumusan masalah
yang baik dan cara-cara memperoleh suatu permasalahan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
ciri-ciri masalah yang baik?
2.
Bagaimana
sumber permasalahan?
3.
Bagaimana
cara rumusan masalah?
4.
Bagaimana
karakteristik rumusan masalah?
5.
Bagaimana
tipe masalah dan perumusan masalah?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
ciri-ciri masalah yang baik?
2.
Mengetahui
sumber permasalahan?
3.
Mengetahui
cara rumusan masalah?
4.
Mengetahui
karakteristik rumusan masalah?
5.
Menegtahui
tipe masalah dan perumusan masalah?
6.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri Masalah yang Baik
Ciri-ciri
masalah yang baik menurut Kuncoro (2009) adalah sebagai berikut:
1.
Menunujukan
variabel yang menarik peneliti dan hubungan deskriptif, dimana permasalahan
secara sederhana diungkapkan dalam suatu pernyataan yang harus dijawab. Akan
tetapi, bagian terpenting dari suatu penelitian adalah hubungan antara
variabel.
2.
Menyusun
definisi dari semua variabel yang relevan, baik secara langsung maupun
operasioanal. Definisi operasional ini harus jelas dan spesifik agar tidak
menimbulkan perbedaan penafsiran yang pada akhirnya kan menganggu penelitian.[1]
Sedangkan
menurut Nana Sudjana, ada 3 segi untuk
mengukur kelayakan suatu masalah peneitian
a. Dari segi keilmuan, masalah harus jelas kedudukanya dalam struktur
keilmuan yang sedang dipelajari .contoh seorang mahasiswa jurusanhukum pidana
isalam tidak tepat jika mengajukan usulan penelitian dalam bidang ilmu hukum
perdata islam.
b. Dari segi meode keilmuan, maslah penelitia harus dapat dipecahkan
melalui langkah-langkah berfikir ilmiah atau metode ilmiah
c. Dari segi kepentingan dan kegunaan, masah penelitian harus relevan
dengan kepentingan dan kegunaan peneliti yang bersangkutan. Contoh masalah
penelitian mahasiswa ekonomi syariah dengan pendidikan paud. [2]
B. Sumber Permasalahan
Masalah dapat
dikatakan berkualitas jika: pertama, memiliki nilai penemuan yang
tinggi. Kedua, masalah terseut sedang dihadapi oleh masyarakat. Ketiga,
bukan pengulangan terhadap penelitian sebelumnya, serta keempat, memiliki
referensi teoritis yang jelas. Oleh karena itulah, tahap pertama dalam
penelitian adalah merumuskan permaslahan. Masalah yang baik dapat diperoleh
dari berbgai sumber. Sumber penelitian darpat muncul dari pengalaman pribadi
atau orang lain.
Permaslaahan
dapat juga muncul setelah study literatur dari beberapa hasil penelitian (karya
ilmiah), buku-buku teks, serta dalil naqli, misalnya Al-qur’an dan Hadist.
Permasalahan dari hasil penelitian orang lain, dapat ditemukan dengan cara
melanjutkan penelitian orang lain.[3]
Untuk
meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat
untuk mencarai masalah dan sumber-sumbernya, adapun yang menjadi sumber utama
permasalahan ialah:
1.
Bacaan
Seseorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal
penelitian atau laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang
menjawab permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian itu memberi
rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.
2.
Seminar,
diskusi dan pertemuan ilmiah.
Peserta-peserta seminar, diskusi dan
pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang memecahkan permaslahan menurut
bidangnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti pula dari segi
ilmu yang lain.
3.Pernyataan dari oarng yang memiliki otoritas
Sering dalam cerama atau pernyataan
seorang pejabat tinggi maupun pernyataan para ahli-ahli tertentu yang disiarkan
melalui media masa mengenai suatu permaslahan. Sehingga peneliti tertugah untuk
menelitinya.
4.Pengamatan sekilas
Mungkin seorang ahli ketika
melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala yang tidak sehat dan yang perlu
dipecahkan. Dan untuk memecahkan masalah harus diadakan penelitian terlebih
dahulu.
5.Pengalaman pribadi
Dari pengalaman pribadi seorang yang
berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu pernyataan yang mendorong ia
melakukan penelitian.
6.Perasaan dan ilham
Dalam hal ini permasalahan dari
sebuah masalah muncul dari sebuah pengalaman yang tiba-tiba muncul saat
bersantai sehingga mendorong untuk melakukan penelitian.[4]
Sedangkan
permasalahan dari hasil penelitian orang lain, dapat ditemukan dengan cara
melanjutkan penelitian orang lain. Penelitian yang melanjutkan dari penelitian
orang lain tentunya tidak harus sama persis dengan penelitian sebelumnya. Ada
beberapa aspek yang dijadikan perbedaan dengan penelitian sebelumnya diantara
adalah:
a. Data. Data yang digunkan bisa saja berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Jika penelitian sebelumnya menggunakan data sekunder dengan masa
penelitian dari tahun 1999-2007 maka penelitian dapat dilanjutkna dengan
menambah masa periode penelitian misalnya dari tahun 1999-2012 atau 2005-2012.
Akan tetapi, jika penelitian menggunkan data primer maka jumlah responden atau
kategori responden dapat menjadi pembeda dari penelitian sebelumnya.
b. Variabel. Jika pada penelitian sebelumnya menggunkan beberapa
variabel acuan, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan menambahkan atau
mengurangi variabel yang tentunya signifikan berdasarkan teori (literature
review).
c. Metodologi penelitian. Hasil penelitian dengan menggunkan metode
penelitian A (pendekatan A) belum tentu hasilnya sama jika menggunakan
metodologi penelitian B (pendekatan B). Mengingat alat analisis yang digunkan
juga berbeda. Contohnya ibarat kita memotong kue, alat potong pisau kue
berbahan plastik dan pisau buah, memang sama-sama dapat memotong akan tetapi
hasl yang diperoleh tentu saja berbeda.
d. Objek penelitian. Jika penelitian sebelumnya meneliti secara
regional, makapenelitian dapat dilanjutakan dalam lingkup yang lebih luas
(misalnya dalam skala nasional).
Permasalahan
penelitian juga dapat muncul karena titipan orang lain (proyek pemerintah dan
pesan sponsor yang mendanai penelitian tersebut, dimana judul dan topiknya
sudah ditentukan). Permasalahan penelitian karena proyek, dapat ditelusuri
melalui internet atau media-media lainnya, dimana institusi pemerintah atau
pendidikan atau bahkan swasta, menggunkannya untuk mengumumkan adanya proyek
penelitian. Dalam melaksanakan penelitian yang sifatnya proyek, maka tidak
salah jika dilakukan penelitian payung. Artinya, ada beberapa peniliti yang
meneliti aspek berbeda. Kemudian hasil-hasil penelitian dikumpulkan menjadi
sebuah penelitian menjawab permasalahan yang diberikan dalam proyek. Dalam hal
ini, beberapa peneliti mungkin melakukan penelitian untuk menjawab
permasalahan-permasalahan minor. Permaslaahan penelitian dapat dibagi
berdasarkan mayor dan minor. Permasalahan mayor ataupun permasalahan minor
bukanlah menjadi suatu persoalan yang penting. Persoalan yang penting adalah
adanya permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian dan permasalahan
tersebut harus jelas. Jika permasalahan tidak jelas, maka akan sulit untuk
mencari jawabanya. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk permasalahan ada
jawaban yang sementara (hipotesis).
Kejelasan suatu
masalah juga sangat tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat
bersumber dari internal diri peneliti maupun ekternal. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
1)
Masalah
yang diangkat harus sesuai dengan minat peneliti. Kesesuain dengan minata
tentunya berperan sangat penting dalam menentukan kelancaran suatu penelitian.
Karena, jika peneliti memiliki minat yang tinggi untuk menyelesaikan suatu
masalah, maka peneliti juga akan lebih semangat untuk menjalankan penelitian.
Faktor minat ini kelihatanya tidak normal dan bersifat sangat subjektif. Namun,
biasanya faktor ini sangat berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal,
yaitu keahlian. Kesesuaian antara keahlian dengan bidang ilmu yang diteliti
bukan tanpa alasan, selain hasilnya kan lebih baik, manfaat lain adalah hasil
penelitian dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2)
Penelitian
dapat dilaksankan. Ada empat macam hal yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan apakah masalah yang
diangkat dalam suatu penelitian dapat dilaksanakan atau tidakjika ditinjau dari
segi peneliti. Keempat aspek tersebut natara lain:
a)
Peneliti
memiliki kemampuan untuk meneliti masalah tersebut. Artinya peneliti memiliki
kemampuan yang baik kan masalah yang diteliti, menguaai teori yang
melatarbelakangi maslah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
b)
Peneliti
memiliki waktu yang cukup dan schedule penelitian dapat direncanakan dengan
matang agar hasil penelitian dapat lebih optimal.
c)
Peneliti
memiliki tenaga yang cukup untuk melaksankan. Artinya, memiliki fisik yang kuat
untuk merencanakan menyusun alat pengumpul data, melakukan pengumpulan data,
dan menyusun laporan.
d)
Peneliti
memiliki dana yang cukup untuk mendanai operasional penelitian seperti biaya
transportasi, administrasi fotokopi, dan sebagainya.
3)
Tersedianya
faktor pendukung. Yang dimaksud adalah faktor eksternal yang bersumber dari
luar dari peneliti, yang diantaranya adalah:
a)
Tersedianya
data sehinngga pertanyaan penelitian dapat dijawab.
b)
Memiliki
izin dari instansi terkait (tempat berlnagsungnya penelitian)
4)
Hasil
penelitina yang beramanfaat. Syarat terakhir merupakan syarat paling penting
yang perlu dipertimbngkan dalam menentukan masalah penelitian. Mengingat
penelitan yang dilakukan tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit, waktu
yang tidak sebentar dan ilmu pengetahuan yang banyak. Oleh karena itu, hasil
yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua stakeholders terkait (peneliti pribadi, instansi terkait, dan masyarakat
dapat menambah khazanah keilmuan).[5]
C. Cara Rumusan Masalah
Perumusan masalah tidak dapat dibuat berdasarkan angan-angan saja, tetapi
harus didasarkan pada kondisi nyata. Rumusan masalah haruslah menggambarkan
masalah yang dipecahkan, tindakan yang akan dilakukan, dan objek yang akan
dikenai tindakan tersebut. Oleh karena itu, judul dalam sebuah rumusan masalah
harus dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
1.
Apa masalah yang akan dipecahkan atau apa yang akan
ditingkatkn?
2.
Apa tindakan yang akan dilakukan?
3.
Siapa yang akan dikenai tindakan tersebut?[6]
Dan untuk membuat rumusan masalah terdapat beberapa
cara yaitu:
1.
Seseorang yang akan meneliti harus memperbanyak interaksi
dalam pergaulan sosialnya.
Misalnya, ingin melakukan penelitian
mengenai ekonomi islam . Maka, dalam kehidupan social, seseorang
akan memukan masalah ekonomi seperti perdagangan bebas, valuta asing,
trading fatwa ulama, jua beli dan lain-lain.
2.
Memperbanyak
diaog dengan para Ilmuan, agamawan, ulama, dan sebagainya yang dikaitkan dengan
bebagai masalah keagamaan , social, ekonomi, politik dan sebagainya.
3.
Memperbanyak membaca buku diperpustakaan atau dimana saja
yang dianggap mampu membantu peneliti memperoleh informasi yang berkaitan
dengan kepentingan intelektual dan keilmuan yang sedang dikajinya.
Dari tiga hal diatas, masalah dapat kita peroleh dari
hasilpergaulan, hasil bacaan, dan hasil diskusi atau dialog, menghadiri
berbagai kegiatan ilmiah, seperti seminar, diskusi panel, studi koparatif, dan
sebagainya.[7]
Adapun kaidah dalam merumuskan masalah adalah sebagai
berikut
1. Masalah dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan
2. Rumusan msalah hendaknya jelas dan tidak
memiliki pengertian ganda
3. Rumusan masalah harus berisi implikasi
tersedianya dta dan teknis statistik untuk analisis dan pengelolahan data[8]
D. Karakteristik Rumusan Masalah
Terdapat
kriteria guna menilai suatu masalah yang perlu di perhatikan yaitu:
1.
Masalahnya
cukup menarik
2.
Masalahnya
belum terpecahkan seluruhnya (oleh para penulis atau peneliti sebelumnya).
3.
Masalahnya
harus bernilai menyangkut kebutuhan fital dan kepentingan umum.
4.
Scape
atau bidang lapangan / jangkauan yang memadai (lingkup masalah jangan terlalu
luas).
5.
Mengandung
isi yang emosional, namun tetap di sertai objektifitas.
6.
Mengungkapkan
maslah dengan bahasa yang ringkas, namun cukup cermat dan jelas.[9]
Menurut Cak
Hasan Bisri, keriteria masalah yang harus dipecahkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut.
a.
Masalah
penelitian berada dalam cakupan wilayah penelitian salah satu bidang ilmu yang
dikuasainya atau sesuai dengan kopetisi
keahlia peneliti yang bersangkutan.
b.
Masalah
penelitian itu menarik dan diminati oleh peneliti sehingga peneliti memiliki
motivasi untuk melakukan penelitian dalam sebagian bidang keahlianya. Karena,
suatu gejala yang menjadi cikal bakal masalah penelitian hanya muncul dari
dorongan hati dan perhatian peneliti; bukan drooping dari orang lain.
Kecuali ang ditawarkan ole sponsor. Hal itu mencerminkan atas kepedulian.
c.
Sumber
data yang berhubungan dengan maslah tersebut tersedia dan dapat diperoleh, baik
bahan bacaan diperpustakaan maupun informasi dan pendapat para narasumber
dilapangan. Berkenaan dengan dengan hal itu, peneliti dituntut untuk
memperkirakan dan menjajangi sumber data yang akan digali aagar informasi yang
akan dicari diperoleh, tidak terjebak pada berbagai kesulitan.
d.
Peneliti
memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan penelitian tentang masalah yang
dimnatinya itu. Kemmpuan itu dalam arti yang luas, mencangkup kemampuan
berbahasa, tenaga, dan biaya sesuai
dengan lokasi dan waktu yang diperlukan
Penelitian
tersebut diharapkan menghsilkan unsure pengetahua ilmiah yang baru dan lebih
mendalam. Unsure baru itu dapat berupa fakta dan data, konsep, proporsi, model
hipotesis dan teori; atau sejurang-kurangnya berupa singkatan atau istilah
baru, yang dsusun dengan metodologi yang tepat dan akurat.[10]
E. Tipe Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam tipe
masalah Untuk memudahkan seorang peneliti menentukan masalah penelitian yang
kan diangkat, secara garis besar, permasalahan penelitian dikerucutkan menjadi
3 masalah, diantaranya
1.
Masalah
untuk mengetahui status dan mendekskripsikan fenomena. Masalah ini dapat
diangkat jika peneliti ingin mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan
bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya. Maka permaslaahan ini
dapat dikaji melalui pendekatan penelitian deskritif (survei), penelitian
historis, dan filosofis untuk menerangkan suatu peristiwa.
2.
Masalah
untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (komprasi). Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena, dan selanjutnya
dicari atau manfaat dari persamaan dan perbedaan tersebut.
3.
Masalah
untuk mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi). Masalah bersifat
korelasi terbagi menjadi dua yaitu:
a.
Korelasi
sejajar. Menurut Kuncoro (2009), penelitian korelasi merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau
lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti.
Misalnya korelasi antara iklan yang dilakukan oleh seorang marketer terhadapa
tingkat penjualan perusahaan, maka pertanyaan pada rumusan masalah harus ada
hubungan dengan iklan yang terdapat pada perusahaan yang A.
b.
Korelasi
sebab akibat (kausal komparatif) merupakan penelitian yang menunjukan arah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, selain itu juga ditujukan
untuk mengukur kekuatan suatu hubungan. Misalnya, tingginya nilai suku bunga
dapat menyebabkan tingginya nisbah bagi hasil di bank syariah. sehingga,
pertanyaan atas rumusan masalah pada penelitian diatas adalah apakah nilai suku
bunga berpengaruh positif terhadap nisbah bagi hasil di bank syariah.
Setiap
pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari adanya masalah yang di hadapi
dan perlu dipecahkan. Dalam segala bidang kemajuan ilmu pengetahuan dan
tengnologi sudah mencapai taraf yang tinggi, tentu masalah yang menyangkut
perkembangan tegnologi itu sendiri maupu yang di timbulkan oleh kemajuan
tegnologi itu sendiri sangat banyak dan perlu mendapat perhatian untuk di
pecahkan. Dalam bidang sosial dan ekonomi, juga terdapat banyak masalah yang
perlu di pecahkan. Pada hakikatnya masalah itu sendiri merupakan segala bentuk
pertanyaan yang perlu di cari jawabannya atau segala bentuk hambatan, rintangan
dan kesulitan
Dalam perumusan
dan pembuatan masalah itu di kemukakan asumsi yaitu anggapan dasar atau
peranggapan dari peneliti. Asumsi atau anggapan dasara adalah gambaran
sangkaan, pikiran, atau satu pendapat. Anggapan dasar yang baik biasanya
bersumber dari penyelidikan yang cermat.
Secara umum,
“perumusan masalah” berisi uraian argmentatif tentang bagaimana masalah yang
dimunculkan dalam latar belakang betul-betul merupakan “maslah penelitian”
(research problem) serta bagaimana masalah itu di pecahkan melalui penelitian
ini. Diuraikan berbagai variabel atau faktor-faktor yang ikut andil dalam
munculnya masalah yang akan di teliti. Selain itu, diuraikan juga bagaimana
penelitian ini dapat memberikan solusi atas masalah penelitian tersebut.[11]
F. Contoh Permasalahan
Merumuskan masalah bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah, sehingga membutuhkan upaya yang cermat untuk mengindentifikasinya. Berikut
ini adalah contoh-contoh permasalahan dalam penelitian. Misal kita mengambil
judul tentang kesenjangan harapan dalam penyampaian informasi keuangan dan non
keuangan bank syariah. Sehingga rumusanmasalah dari topik diatas adalah
1.Apakah terdapat kesenjangan harapan antara
nasabah dngan manajemen bank syariah terhadap atribut laporan kinerja keuanan
bank syariah
2.Apakah terdapat kesenjangan harapan antara
nasabah dengan manajemen bank syariah terhadap atribut laporan kinerja non
keuangan bank syariah.[12]
Berikut adalah contoh permasalahan penelitian berdasarkan sumbernya
a.
Permasalahan
penelitian bersumber dari peristiwa
Berikut
ini diberikan contoh topik dan permasalahan penelitian yang muncul dari
peristiwa disuatu daerah, dimana harta gadai banyak dipakai oleh yang menerimna
gadai:
Topik
: kajian syariat terhadap pemanfaatan harta gadai
Permaslahan:
1)
Bagaimana
status gadai dalam pandangan islam?
2)
Adakah
pratik pemanfaatan harta gadai yang ribawi (tidak islami) dan bagaimana
ketegasan hukum islam terhadap pratik tersebut?
3)
Apa
saja solusi pemanfaatan harat gadai agar tidak terjerat dalam pratik ribawi
tersebut?
4)
Bagaimana
respons masyarakat terhadap solusi tersebut?
5)
Apa
kendala-kendala penerapan harta gadai konsep islam ditengah tengah masyarakat?
Dalam membuat
suatu penelitian, permasalahan penelitian dengan tujuan penelitian hampir sama.
Hanya saja kalau permasalahan penelitian menggunakan kalimat jawab. Tujuan
penelitian haruslah selaras denga permasalahan penelitian. Jika masalah yang
ingin diteliti memiliki 3 poin pertanyaan maka tujuan penelitian juga paling
tidak bertujuan untuk menjawab 3 poin pertanyaan tersebut.
Jika diambil
contoh dari permasalahan penelitian diatas misalnya, permaslahan no 1:
Bagaimana
status gadai dalam pandangan islam?
Maka, dalam
tujuan penelitian berdasarkan permasalahan itu adalah “untuk mengetahui status
gadai dalam pandangan islam.
a)
Permasalahan
penelitian bersumber pada pengalaman
Topik
penelitian dapat timbul dari suatu pengalaman. Berikut ini disajikan contoh
topik dan permasalahan yang timbul akibat pengalaman pengelola amil zakat yang
menemukan bahwa banyak orang yang tidak
mau membayar zakat dilapangan:
Topik : persepsi muzaki tentang zakat dan lembaga amil zakat (suatu
kajian dalam rangka meningkatkan kontribusi muzaki terhadap penghimpunan zakat
diindonesia).
Permasalahan:
1) Mengapa zakat yang terhimpun masih jauh dari padaa potensi zakat
yang ada?
2) Bagaimana persepsi muzaki tentang zakat?
3) Bagaimana persepsi muzaki tentang lembaga amil zakat?
4) Bagaimana tingkat kepercayaan muzaki terhadap institusi zakat?
Contoh topik dan permasalahan
penelitian yang sudah banyak dibahas orang lain:
Topik :Konsep ekonomi
Al-Ghazali
Permasalahan:
1.
Apa
saja konsep ekonomi Al-Ghazali?
2.
Apakah
konsep ekonomi Al-Ghazali ini relevan dengan keadaan sekarang?
3.
Apakah
hambatan pelaksanaan konsep ekonomi Al-Ghazali ini dalam praktek?
Topik di atas sudah banyak ditulis
oleh orang lain. Akan lebih menarik dan lebih unik jika topik penelitian
tersebut dipersempit dan lebih fokus pada satu topik tentang ekonomi. Misalnya
topik penelitian diubah menjadiKonsep Mekanisme Pasar Al-Ghazali”
Contoh lain tentang topik penelitian yang timbul dari seorang
direktur badan amil zakat karena rasa ingin thu yang dalam tentang kapasitas
zakat.
Topik:Analisis
kapasitas zakat (tithe capacity) dan upaya zakat (tithe effort) propinsi DKI
jakarta:
Permasalahan:
1.
Sejauh
mana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap kapasitas zakat DKI
jakarta?
2.
Berapa
besar respons pendapatan nasional dan respons pendapatan perkapita terhadap
kapasitas zakat DKI jakarta?
3.
Jenis-jenis
zakat apa saja yang kapasitas tinggi-upaya tinggi, kapasitas rendah upaya tinggi,
kapasitas tinggi_upaya rendah dan kapasitas rendah, upaya rendah DKI jakarta?
Mungkin dalam penelitian ini, akan sangat bermanfaat jika
ditambahkan dalam permasalahan nomor 1:
“jika pendapatan perkapita tidak berpengaruh terhadap kapasitas
zakat, maka faktor-faktor apa yang mempengaruhi kapasitas zakat tersebut?”
Sebenarnya
inilah yang menjadi persoalannya. Apakah karena orangnya tidak profesional,
atau karena tidak adanaya kepercayaan muzaki terhadap lembaga amil zakat
tersebut.
Contoh topik penelitian yang timbul akibat fenomina yang tengah
marak dilingkungan masyarakat:
Topik :Baitul maal
wat-tamwil sebagai upaya menangkal rentenir di lingkungan masyarakat desa
Topik di atas, bersifat general.
Artinya, yang dibahas adalah sistem BMT tentang cara menangkal rentenir
dilingkungan masyarakat desa. Artinya, tidak dibahas pada satu desa tertentu.
Jika memang peneliti ingin fokus pada satu desa tertentu, maka topik penelitianya
bisa dirubah menjadi.
Topik:Baitul maal wat-tamwil sebagai upaya menangkal rentenir
dilingkungan masyarakat Desa Curug Mekar Kecematan Bogor Barat Kota Bogor.
Dalam hal ini. Peneliti memfokuskan
pada prilaku masyarakat Desa Curug Mekar dalam hubungannya dengan rentenir.
Penelitian ini dapat dilakukan secara kualitatif.
Adapun permasalahan topik penelitian di atas dapat terdiri dari:
Permasalahan:
1.
Bagaimana
budaya dan pola pikir masyarakat desa curug dalam hal pinjam meminjam uang?
2.
Mengapa
rentenierdi desa curug demikian marak?
3.
Faktor-faktor
apa yang membuat masyarakat desa curug masih berhubungan dengan rentenir?
4.
Upaya
apa yang harus dilakukan BMT dalam mencegah masyarakat berhubungan dengan
rentenir?
Untuk menjawab permasalahan yang diuraikan, maka dibuatlah rencana
penelitian dalam bentuk metode penelitian:
Inbox 1 mengungkapkan beberapa topik yang sering menjadi penelitian
ekonomi islam.
Inbox
1. Topik-topik Umum Penelitian Ekonomi Islam, pasar keuangan islam, kebijakan
moneter islam dan kebijakan fiskal, lembaga keuangan islam (Bank Non Bank), dan
hukum islam
1.
Ekonomi
islam
a.
Meningkatkan
peranan ekonomi islam dalam rangka membentuk lembaga keuangan sesuai syariah
b.
Bingkai
kebijakan antara otoritas fiskal, otoritas moneter, dan otoritas keuangan
terkait tentang ekonomi dan keuangan islam.
c.
Meningkatkan
peran pemerintah dalam sistem ekonomi islam
d.
Pembangunan
pemikiran ekonomi islam dalam lembaga keuangan islam
e.
Meningkatkan
maqhasid sharia dalamsistem ekonomi islam
2.
Pasar
keuangan Islam
a.
Membentuk
proyek-proyek (pembiayaan) sukuk yang aplikatif
b.
Memfasilitasi
proyek-proyek infrastruktur dengan sukuk
c.
Memanfaatkan
semua sektor keuangan islam dalam otoritas pelayanan keuangan
d.
Memanfaatkan
sarana sukuk untuk pembiayaan sektor ekonomi mikro
e.
Kebijakan
fiskal islam untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahtraan publik
(masyarakat)
f.
Sejarah
kebijakan fiskal dan moneter dan relevansinya di era modern
g.
Solusi
untuk meningkatkan investasi sukuk
h.
Membangun
sektor riil yang berorentasikan pada pasar uang islam
i.
Menghubungkan
pasar saham islam dan sektor riil
3.
Kebijakan
fiskal dan moneter islam
a.
Membangun
sektor rill yang lebih aplikatif bagi instrumen-instrumen sektor moneter
b.
Operasi
moneter islam yang baru di Era Otoritas jasa keuangan (OJK)
c.
Mengurangi
inflasi dengan kebijakan moneter islam
d.
Meningkatan
pendanaan pemerintah dalam membiayai lembaga keuangan islam
4.
Lembaga
keuangan (Bank dan Non Bank)
a.
Rekontruksi
lembaga keuangan islam dalam kompetisi/persaingan global
b.
Meningkatkan
profeisonalisme lembaga keuangan islam
c.
Etika
bisnis dan strategi pasar asuransi islam
d.
Sinergi
antara lembaga ZIZWAF dan lembaga keuangan islam
e.
Mengembangkan
program linkage antara bank islam dan non bank dalam rangka membiayai sektor
riil
f.
Meningkatkatkan
performa dan profesionalisme BMT (Baitul maal wat-tamwil)
g.
Aplikasi
ideal pengadaian islam dan pengadaian emas islam
5.
Hukum
islam
a.
Penerapan
hukum islam dalam sistem Legal
b.
Lembaga
keuangan islam dan Epistiologi hukumketuhanan
c.
Posisi
hukum ketuhanan dalam operasi (proses) pembiayaan islam
d.
Regulasi
yang diajukan untuk mendukung otoritas keuangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ciri-ciri masalah yang baik diantaranya adalah
masalah harus jelas kedudukanya dalam struktur keilmuan, masalah penelitian
harus dapat dipecahkan melalui langkah-langkah berfikir ilmiah atau metode
ilmiah dan masah penelitian harus relevan dengan kepentingan dan kegunaan
peneliti yang bersangkutan.
2. sumber permasalahan dapat kita peroleh dari Bacaan, forum Seminar,
diskusi dan pertemuan ilmiah. Selain itu, masalah juga dapat diperoleh dari Pernyataan
dari oarng yang memiliki otoritas, Pengamatan sekilas, Pengalaman pribadi dan
Perasaan atau ilham.
3. Cara rumusan masalah yakni dengan cara
memperbanyak interaksi dalam pergaulan sosialnya, Memperbanyak diaog dengan
para Ilmuan, agamawan, ulama, dan sebagainya yang dikaitkan dengan bebagai
masalah eagamaan , social, ekonomi, politik dan sebagainya. Selain itu, harus
memperbanyak membaca buku diperpustakaan
atau dimana saja yang dianggap mampu membantu peneliti memperoleh informasi
yang berkaitan dengan kepentingan intelektual dan keilmuan yang sedang
dikajinya.
4. karakteristik rumusan masalah diantaranya, Masalah
penelitian harus berada dalam cakupan wilayah penelitian salah satu bidang ilmu
yang dikuasainya atau sesuai dengan
kopetisi keahlia peneliti yang bersangkutan, Masalah penelitian itu menarik dan
diminati, Sumber data
yang berhubungan dengan maslah tersebut tersedia dan dapat diperoleh, baik
bahan bacaan diperpustakaan maupun informasi dan pendapat para narasumber
dilapangan. Dan memiliki kemampuan berbahasa, tenaga, dan biaya sesuai dengan lokasi dan waktu yang
diperlukan
5. Tipe masalah diantaranya, 1). Masalah untuk mengetahui status dan
mendekskripsikan fenomena. 2). Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau
lebih (komprasi). 3). Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena
(korelasi).
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013.Metodologi
Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata Publishing.
Abdullah, Boedi. 2014.Metode Penelitian Ekonomi Islam Muamalah. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Rianse, Usman
M.S. dan Abdi, S.P., M.P. 2008.Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Bandung:
Alfabeta.
Margono, S.
2007.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, Nurul
& Mustafa Edwin Nasution. 2009.Current Isuess Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Kencana.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori,
Pelatihan dan Contoh. Bandung: PT Refika Aditama.
Drs. Suprapto. 2013.Metodologi Penelitian
Ilmu Pendidikan Dan ilmu-ilmu Pengetahuaan Sosial. Yogyakarta: CAPS, 2013.
[1] Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi
Islam (Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 50-51
[2] Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam Muaalah, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2014),,177
[3]Ibid,,,, 46
[4] Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), 54-56
[5] Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi
Islam,..... 46-49
[6] Prof. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd, Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan,
Teori, Pelatihan dan Contoh, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 27
[7] Boedi Abdullah, ..180
[8]Drs. Suprapto, Metodologi Penelitian Ilmu
Pendidikan Dan ilmu-ilmu Pengetahuaan Sosial, (Yogyakarta: CAPS, 2013), 55
[9] Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. dan Abdi, S.P., M.P, Metodologi
Penelitian Sosial Ekonomi, (Bandung: Alfabeta 2008) hal 52
[10]Ibid ..182
[11] Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. dan Abdi, S.P., M.P, Metodologi
Penelitian Sosial Ekonomi, (Bandung: Alfabeta 2008) hal 52
[12] Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, Current Isuess Lembaga
Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), 128.
untuk judul lain bisa di klik di ARSIP BLOG ya Adik-adik :D hehehe
BalasHapusthanks berat udah pada berkunjung kesini :)
The best free spins casino site in the UK at Lucky Club
BalasHapusYou are going to be able luckyclub to choose from all the slots that you have played on this site, including all the top table games. Here are the best free spins